Karapan Sapi adalah atraksi budaya dan permainan tradisional yang berasal dari masyarakat Madura, Jawa Timur. Dalam perlombaan ini, sejumlah sapi yang telah dilatih dan dipilih dengan teliti akan diarak memasuki dan mengelilingi arena pacuan dengan iringan Saronen, orkes gamelan khas Madura. Mereka memamerkan keindahan pakaian dan aksesoris yang beraneka warna sebelum perlombaan dimulai.
Karapan Sapi memiliki sejarah dan makna yang dalam bagi masyarakat Madura. Menurut kepercayaan mereka, sapi memiliki raja. Raja sapi betina terdapat di Desa Gadding, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, sedangkan Raja sapi jantan terdapat di Sapudi, sebuah pulau di sebelah timur Madura. Sejak ratusan tahun lalu, sapi-sapi di daerah ini dipelihara dengan baik dan dikenal berkualitas, yang kemudian dijadikan sebagai sapi pacuan atau sapi untuk kerapan.
Pada awalnya, Karapan Sapi merupakan sarana komunikasi dan penanda awal tanam bagi masyarakat Madura. Namun, seiring berjalannya waktu, fungsinya bergeser menjadi atraksi budaya yang digemari masyarakat. Karapan Sapi terdiri dari beberapa macam, seperti Kerap Keni, Kerap Raja, Kerap Onjangan, Kerap Karesidenan, Kerap Presiden, dan Kerap Jar-Jaran.
Kerap Keni adalah salah satu jenis perlombaan Karapan Sapi yang merupakan bagian dari tradisi budaya masyarakat Madura, Jawa Timur. Dalam Kerap Keni, sapi-sapi kecil yang belum terlatih dari satu kecamatan atau kewedanaan akan berlomba memperebutkan hadiah. Perlombaan ini merupakan ajang pembinaan bagi sapi-sapi muda yang akan turut serta dalam lomba-lomba Karapan Sapi yang lebih besar dan bergengsi di masa depan, seperti Kerap Raja dan Kerap Presiden. Pemenang Kerap Keni berhak untuk mengikuti Kerap Raja atau Kerap Negara yang diadakan dua kali di ibukota kabupaten dan memperebutkan Piala Bupati.
Sedangkan Kerap Raja merupakan perlombaan yang diadakan dua kali dalam setahun di ibukota kabupaten dan memperebutkan Piala Bupati. Para pemilik sapi yang telah melatih dan mempersiapkan sapi-sapi unggulan akan menurunkan sapi-sapi mereka untuk berlomba dalam Kerap Raja. Perlombaan ini sangat bergengsi dan diikuti oleh banyak orang, karena pemenangnya berhak untuk mengikuti Kerap Presiden yang amat prestisius. Harga sapi pemenang Kerap Raja juga dapat membumbung tinggi, sehingga para pemilik sapi akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan perlombaan ini.
Sementara itu, Kerap Onjangan adalah salah satu jenis perlombaan Karapan Sapi yang diadakan untuk memperingati hari-hari besar, peringatan syukuran, dan lain-lain. Perlombaan ini biasanya diikuti oleh pemilik sapi dari berbagai daerah yang ingin memperlihatkan kemampuan sapi-sapi mereka. Meskipun tidak sebesar Kerap Raja atau Kerap Presiden, Karapan Sapi Onjangan tetap menjadi salah satu acara yang sangat dihormati oleh masyarakat Madura.
Selanjutnya, Kerap Karesidenan yang biasanya diadakan di Kota Pamekasan dan diikuti oleh juara-juara dari empat kabupaten di Madura sebagai penutup musim karapan. Kerap Karesidenan biasanya diadakan setelah Kerap Raja dan Kerap Presiden selesai, dan dijadikan sebagai penutup musim Karapan Sapi di Madura. Perlombaan ini tidak kalah seru dengan jenis perlombaan Karapan Sapi lainnya, karena diikuti oleh sapi-sapi unggulan dari berbagai daerah dan memperebutkan hadiah yang tidak sedikit.
Kerap Presiden adalah jenis perlombaan Karapan Sapi yang paling bergengsi di antara jenis perlombaan Karapan Sapi lainnya di Madura. Perlombaan ini diadakan setahun sekali dan memperebutkan Piala Presiden yang amat prestisius. Sapi-sapi unggulan dari seluruh Madura akan turun gelanggang dalam perlombaan ini, dan pemilik sapi yang memenangkan perlombaan ini akan mendapatkan hadiah yang sangat besar. Kerap Presiden juga menjadi ajang promosi bagi masyarakat Madura, karena acara ini dihadiri oleh tamu-tamu penting dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri. Perlombaan ini merupakan simbol kebanggaan dan identitas budaya masyarakat Madura.
Selain itu, ada yang disebut dengan Kerap Jar-Jaran. Perlombaan ini diadakan sebagai latihan bagi sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan dalam perlombaan Karapan Sapi yang lebih besar seperti Kerap Raja, Kerap Presiden, atau Kerap Karesidenan. Sapi-sapi yang masih terlatih akan diturunkan dalam Kerap Jar-Jaran untuk memperlihatkan kemampuannya dan dipersiapkan untuk berlomba dalam perlombaan Karapan Sapi yang lebih besar. Meskipun tidak sebesar jenis perlombaan Karapan Sapi lainnya, Kerap Jar-Jaran tetap menjadi bagian penting dalam tradisi budaya masyarakat Madura dan dihadiri oleh banyak orang.
Dalam Karapan Sapi, harga diri para pemilik sapi dipertaruhkan. Kalau menang, mereka mendapat hadiah dan uang taruhan. Harga sapi pemenang juga dapat membumbung tinggi. Berbagai cara pun sudah dilakukan demi meraih kemenangan. Namun, muncul kritik atas kekerasan dan penyiksaan terhadap sapi dalam karapan. Hal ini memunculkan dua versi dalam pelaksanaan Karapan Sapi, yakni pakem lama dan pakem baru.
Meskipun demikian, Karapan Sapi masih terjaga sampai sekarang dan menjadi ikon Madura serta atraksi wisata yang menarik perhatian turis lokal maupun mancanegara. Karapan Sapi juga menjadi simbol kebanggaan yang mengangkat harkat dan martabat masyarakat Madura, karena sapi yang digunakan dalam perlombaan merupakan sapi-sapi berkualitas yang mendapat perlakuan istimewa dari pemiliknya. @Yourindonesia