Yourindonesia.id – Salah satu atraksi unik pada event Ponorogo Rikolo Semono adalah penampilan kesenian cokekan yang menggugah ingatan akan kekayaan kesenian tradisional yang semakin langka. Cokekan, salah satu jenis kesenian Jawa, terkenal dengan miniatur grup karawitan yang memainkan alat musik tradisional seperti kendang, siter, gender, dan gong bumbung berbahan bambu, mengiringi pesinden yang melantunkan tembang Jawa.
Grup cokekan ini tampil memukau pada malam kelima acara Ponorogo Rikolo Semono yang digelar selama dua pekan di Alun-Alun Ponorogo, mulai 21 hingga 30 September 2023. Budianto, seorang warga Desa Campurejo, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, menjadi penggerak utama kesenian cokekan ini selama sepuluh tahun terakhir.
“Dalam tahun 2014, saya membentuk grup ini,” ungkap Budianto.
Budianto merasa lega karena generasi muda juga tertarik untuk melestarikan cokekan. Mereka mahir memainkan kendang dan gender. Namun, menguasai alat musik siter memerlukan latihan khusus yang cukup waktu. Budianto menyebut bahwa cukup banyak pesinden muda yang siap bergabung.
“Anak saya yang masih SMP juga turut serta dalam kesenian cokekan ini,” tambahnya.
Kesenian cokekan memang membatasi jumlah pemain musik dalam satu kelompok karawitan, mirip dengan konsep pemain elektone yang memadukan peran-peran dalam grup band. Cokekan selama ini identik dengan pemain gamelan yang mengamen. Kesenian ini cocok untuk mengiringi pengunjung rumah makan atau menyambut tamu dengan suasana khas Jawa.
“Dari segi biaya, cokekan jelas lebih ringan dibandingkan dengan mengundang grup karawitan dengan perangkat gamelan komplet,” terang Budianto.
Perlu diketahui bahwa cokekan telah diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) bersamaan dengan enam jenis gamelan asli Jawa lainnya, pada tahun 2013. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendaftarkannya dengan nomor registrasi 2013003793.
Budianto berharap agar Pemerintah Kabupaten Ponorogo ikut terlibat aktif dalam melestarikan kesenian tradisional yang terancam punah, termasuk gamelan cokekan. Event Ponorogo Rikolo Semono memberikan kesempatan bagi Budianto dan anggota grupnya untuk tampil di panggung.
“Jika event ini menjadi agenda tahunan, kami akan tampil lagi tahun depan,” pungkasnya. @your-indonesia