Pacitan – Sungai Maron di Kabupaten Pacitan saat ini menjadi tujuan wisata yang sangat diminati. Keindahan sungai ini terletak pada alirannya yang tenang, pepohonan lebat, dan tebing-tebing kapur yang menjulang tinggi.
Salah satu kegiatan wisata yang populer dilakukan di musim kemarau adalah susur sungai, di mana pengunjung menyusuri aliran sungai secara terbuka. Pada musim ini, debit air sungai tidak terlalu tinggi, dan airnya cukup jernih, sehingga kegiatan ini menjadi semakin menyenangkan.
Sungai Maron di Pacitan adalah salah satu sungai yang indah dan sering direkomendasikan untuk disusuri. Titik awal susur sungai ini terletak di Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, dan berakhir di Pantai Ngiroboyo. Jaraknya sekitar 20,9 kilometer dari pusat kota Pacitan, dengan waktu tempuh sekitar 39 menit melalui Jalan Raya Tumpak Rinjing dan jalan Dadapan Watukarung.
Perjalanan susur sungai dimulai dari Desa Dersono dan berlanjut hingga mendekati Pantai Ngiroboyo. Panjang sungai yang disusuri mencapai 4,5 kilometer, dengan waktu perjalanan pulang pergi sekitar 45 menit. Namun, jika ingin berhenti untuk berfoto di berbagai spot yang menarik, waktu perjalanan bisa lebih lama.
Sebelum memulai perjalanan susur sungai, pengunjung perlu membayar tiket masuk sebesar 5.000 rupiah per orang. Selanjutnya, untuk menyusuri sungai, mereka harus menyewa perahu dengan biaya sebesar 100.000 rupiah untuk perahu dengan kapasitas maksimal empat orang, demi menjaga keselamatan.
Perahu yang digunakan dalam wisata ini adalah perahu nelayan yang biasa digunakan untuk melaut. Perbedaannya adalah perahu ini tidak dilengkapi dengan cadik atau penyeimbang di kanan dan kiri. Namun, perahu ini aman digunakan asalkan penumpang tidak melebihi kapasitas yang ditentukan.
Untuk keselamatan lebih lanjut, para penumpang wajib menggunakan pelampung berwarna oranye agar mudah terlihat. Seorang pengemudi perahu akan bertindak sebagai pemandu dan mengemudikan perahu selama perjalanan.
Perjalanan susur sungai dimulai dari hulu ke hilir dan kemudian kembali lagi. Selama perjalanan, pengunjung akan menikmati pemandangan air sungai yang jernih dan pepohonan yang rindang. Pohon-pohon kelapa kadang-kadang muncul di antara tanaman mangrove yang tumbuh subur di tepi sungai.
Pepohonan hijau yang rapat di beberapa titik memberikan kesan seperti menjelajahi hutan belantara Amazon. Banyak yang menyebut keindahan Sungai Maron seperti sungai Amazon di Brasil. Tidak heran banyak orang yang terpikat untuk menikmati keindahan Sungai Maron secara langsung, bukan hanya melalui media sosial.
Pepohonan hijau tersebut menciptakan kontras dengan warna air sungai yang berwarna hijau toska. Perlu dicatat bahwa saat musim kemarau yang lama tanpa hujan, air sungainya akan terlihat lebih jernih. Namun, jika susur sungai dilakukan saat hujan, airnya akan keruh dan mengurangi pengalaman yang menyenangkan.
Selama perjalanan menyusuri sungai, terdapat spot-spot foto menarik dan Instagramable, salah satunya adalah Ayunan Cinta. Ayunan ini terbuat dari tali yang terikat pada pohon dengan batangnya menjorok ke sungai. Keunikan ini membuat banyak orang rela antre untuk berfoto di atas ayunan dengan air sungai di bawahnya.
Selain pepohonan yang rimbun, tepi Sungai Maron juga memiliki perbukitan kapur yang menjadi tempat parkir. Beberapa titik di perbukitan tersebut juga dijadikan lokasi untuk berfoto, dengan tebing curam, tumbuhan kecil, dan rerumputan.
Pemandu biasanya akan menunjukkan spot terbaik bagi pengunjung untuk berfoto. Namun, jangan lupa bahwa spot terbaik untuk berfoto adalah di bagian depan perahu, dengan latar belakang berupa pepohonan, perbukitan, atau pemandangan laut di ujung muara.
Di Sungai Maron, terdapat juga “Kali Sirah,” sebuah ceruk sungai yang dipercaya dihuni oleh kerajaan jin oleh masyarakat setempat. Pada musim kemarau, pengunjung dapat melihat ikan kakap merah yang hanya ada di Sungai Maron. Namun, karena dianggap keramat, tidak ada warga yang berani menangkap ikan tersebut.

Keindahan Sungai Maron dari atas perahu
Jika ingin menikmati keindahan Sungai Maron secara lebih lama, pengunjung dapat meminta tukang perahu menunggu. Mereka bahkan akan menawarkan kesempatan untuk berenang di sungai kepada penumpangnya. Bagi yang tidak bisa berenang, tetap aman karena dapat mengandalkan pelampung yang disediakan.
Saat mendekati muara sungai, sungainya semakin melebar, memberikan pandangan yang lebih luas. Beberapa pondok akan terlihat di sepanjang pantai, termasuk restoran-restoran permanen. Di ujung muara, di sebelah kiri sungai dari hulu, terdapat spot-spot foto yang menawarkan pemandangan sungai dan laut yang biru.
Di ujung muara Sungai Maron atau Pantai Ngiroboyo, pengunjung akan kembali ke titik awal. Setelah mencapai tujuan, mereka dapat melanjutkan dengan menikmati kuliner di sepanjang sungai. Salah satu hidangan yang dapat dipilih adalah hidangan ikan laut, karena Pacitan memiliki Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan yang menjadi tempat perahu nelayan bersandar.
Sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Pacitan sejak tahun 2021 hingga saat ini, Sungai Maron telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memudahkan wisatawan, seperti tempat parkir luas, pusat informasi, toilet umum, fasilitas air bersih, mushola, dan berbagai penjual makanan dan minuman.
Sungai Maron juga mengadakan acara tahunan pada bulan Agustus yang disebut Festival Dayung Ngiroboyo. Festival ini diadakan di muara Sungai Maron untuk merayakan keindahan Sungai Maron dan Pantai Ngiroboyo.
Salah satu waktu terbaik untuk mengunjungi Sungai Maron adalah antara bulan April hingga Oktober. Pada rentang waktu tersebut, Pacitan mengalami musim kemarau, sehingga air sungainya jernih dan cocok untuk melakukan susur sungai. @your-indonesia