Komunitas penggiat sejarah dan budaya Carangrejo Culture Centre (CCC) di Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, telah menjadikan motto “Belajar Pengetahuan Baru dengan Bercermin dari Masa Lalu” sebagai semangat mereka.
Di era modernisasi ini, CCC terus berupaya membangun dan memajukan kebudayaan desa agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Pentingnya menggali dan mengemas sejarah serta kebudayaan desa secara kreatif menjadi fokus mereka, dengan tujuan menjaga identitas budaya dan mewariskan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi penerus.
Ketua CCC, Aan Hamdani, menyampaikan bahwa pembentukan Carangrejo Culture Centre (CCC) tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga untuk mengembangkan nilai-nilai budaya yang luhur di desa Carangrejo.
“Kami, sebagai sekelompok sukarelawan penggiat sejarah desa, berusaha melestarikan warisan budaya nenek moyang dan menggali kekayaan sejarah dan budaya ke dalam lumbung budaya desa Carangrejo serta menjaga nilai-nilai kearifan lokal,” ujar Aan Hamdani.
Selain itu, CCC juga menjelaskan bahwa membangun kemampuan dan keterampilan teknis, serta mengemas dan menyosialisasikannya secara aktif dan kreatif, sangat penting untuk mewujudkan lumbung budaya masyarakat Carangrejo sebagai identitas kultural yang menginspirasi.
“Salah satu langkah yang kami lakukan adalah menjalin kerjasama dengan masyarakat, pemerintah desa, dan stakeholder terkait untuk memajukan kebudayaan desa, termasuk memanfaatkan media digital,” terangnya.
Pembina CCC, Widi Adi Purwoko atau yang akrab disapa Mas Koko, menjelaskan bahwa salah satu upaya untuk menanamkan kecintaan akan sejarah kepada anggota CCC adalah dengan memberikan rangsangan narasi sejarah secara bertahap melalui grup WhatsApp.
“Strateginya adalah dengan membentuk organisasi terlebih dahulu, kemudian setiap minggu kami berikan cerita sejarah melalui grup WhatsApp. Dari situlah, kecintaan dan pengetahuan mereka bertambah,” jelas Widi Adi Purwoko.
Kekayaan budaya khas Desa Carangrejo, mulai dari masa prasejarah hingga masa kemerdekaan, dianggap sebagai data penting yang harus dikemas dalam dokumen tertulis.
“Dulu desa ini memiliki lumbung padi, dan sekarang kami ingin memiliki lumbung sejarah dan budaya desa. Saya sudah menulis sebanyak 600 halaman,” ungkapnya.
Upaya CCC dalam memberikan kontribusi terhadap sejarah dan budaya Desa Carangrejo seharusnya mendapatkan apresiasi, terutama dari Pemerintah Desa Carangrejo, untuk memberikan perlindungan terhadap kebudayaan dan benda-benda bersejarah yang ada di desa.
“Jika dibuat peraturan desa, maka kebudayaan dan benda-benda bersejarah di desa dapat dilindungi,” tegasnya.
Saat ini, kita sedang menghadapi era globalisasi di mana teknologi memberikan kemudahan yang canggih. Akses informasi dan mobilitas semakin terbuka luas. Hal ini tentu memudahkan manusia untuk mengembangkan potensi diri.
“Kami berharap generasi muda tidak terlepas dari sejarah desanya dan memperkuat ketahanan budaya kita sendiri,” pungkasnya. @your-indonesia