“Semoga nasib kita tidak se-malang nama kota ini …” Kata seseorang kepada saya belasan tahun yang lalu. Di Malang.
Kota Malang, sebuah kota di Jawa Timur, memiliki nama yang cukup unik. Bahkan jika merujuk pada bahasa Indonesia, kata “Malang” memiliki dua arti yang berbeda yaitu “Melintang” dan arti yang kedua “Bernasib buruk; celaka; sial”. Namun, apakah benar nama kota ini berasal dari kata “malang” yang artinya sial atau nasib buruk?
Menurut sebuah teori, nama Malang berasal dari nama Malangkucecwara yang merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya – Malang. Namun, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan mengenai letak sesungguhnya bangunan suci Malangkuçeçwara itu.
Beberapa pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana ada salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pendapat ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti pada tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dimana pada satu bagiannya tertulis bahwa “…. taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ….” yang memiliki arti “…. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ….”. Dari prasasti tersebut diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada sejak abad ke-12 Masehi.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, salah satu kecamatan di Kabupaten Malang, terletak di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata “Malankuca” yang diucapkan secara terbalik. Pendapat ini diperkuat dengan banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang di daerah tersebut, seperti Candi Jago dan Candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman Kerajaan Singasari.
Meskipun teori tentang asal-usul kota Malang tersebut belum sepenuhnya dapat dibuktikan, setidaknya dapat dipastikan bahwa penamaan kota ini tidak memiliki kaitan dengan nasib yang malang. Malangkucecwara sebagai sumber dari nama Malang mungkin lebih mengarah pada sesuatu yang suci atau penting, bukan nasib buruk atau sial. Dengan sejarah dan kekayaan budaya yang dimiliki, kota Malang layak menjadi tujuan wisata dan eksplorasi bagi para pecinta sejarah dan budaya. @Yourindonesia